Bahan dasar yang digunakan untuk
pembuatan pupuk organik padat untuk pemupukan tanah yang antara lain kotoran
hewan, kompos dari limbah rumah tangga atau industri, dan bahan-bahan tambahan
lain untuk melengkapi kandungan hara pupuk atau memperbaiki struktur pupuk.
Bahan-bahan tambahan ini juga merupakan bahan alami, bukan bahan kimia misalnya
abu sekam, zeolit, batuan phospat, kapur. Proses pembuatan pupuk organik ini
melalui beberapa tahapan utama.
Pertama, pengomposan bahan baku utama.
Kotoran hewan dan atau limbah organik dikomposkan terlebih dahulu. Jika bahan
baku berasal dari pupuk kandang perlu dilihat tingkat kebasahan dan bahan
campurannya, jika berasal dari kompos dilihat dari komposisi bahan yang
dijadikan kompos. Kotoran hewan yang baik untuk dijadikan bahan baku pupuk
adalah yang kadar airnya tidak lebih dari 80% dan tidak banyak tercampur sekam,
jerami atau kotoran lainnya.
Pada
pengomposan ini kotoran hewan atau limbah organik dibiarkan terdekomposisi
dengan ditumpuk diatas tanah kering atau lantai semen yang terlindungi dari air
hujan. Tumpukan bahan ini setinggi 1,2-2 meter, sebaiknya ditutup dengan
plastik atau yang lainnya. Apabila proses ini dilakukan secara alami tanpa
aktivator, maka proses pengomposan ini memerlukan waktu 2-3 bulan. Untuk
mempercepat proses ini biasanya ditambahkan starter atau aktivator untuk
mempercepat proses pengomposan menjadi hanya dalam beberapa minggu sampai satu
bulan proses pengomposan sudah selesai. Selama proses pengomposan ini perlu
dikontrol kondisi lingkungan mikronya yang meliputi kelembapan dan suhu setiap
tiga hari dan setiap tujuh hari dilakukan pembalikan agar proses pengomposan
berlangsung merata sekaligus mengecek kadar air dan kelembapan bahan. Kandungan
air bahan yang baik adalah sekitar 30%-40%, dengan cirri apabila diambil
segenggam dan dikepal dengan tangan maka bahan pupuk tadi tidak mengeluarkan
air atau tidak meneteskan air, tetapi apabila kepalan tangan dilepaskan bahan
tadi masih menggumpal tidak pecah. Selama proses pengomposan ini akan terjadi
peningkatan suhu karena aktivitas mikroorganisme, perlu dijaga supaya suhu
tersebut berkisar 40o-50oC, apabila lebih dari itu segera
dibalik-balik tumpukannya.
Di pasaran memang sudah banyak
beredar aktivator ini, kebanyakan berbentuk cair walau ada juga yang berbentuk
serbuk. Pada dasarnya aktivator ini adalah mikroorganisme yang berada dalam
cairan bahan penumbuh, apabila cairan yang berisi mikroorganisme ini dilarutkan
air dan dicampurkan ke dalam bahan yang akan dikomposkan maka dengan cepat
mikroorganisme ini berkembang sehingga proses pengomposan berjalan dengan
cepat. Produk aktivator semacam itu dapat dengan mudah dibeli di toko
pertanian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar