Pendahuluan
Ikan merupakan bahan pangan yang
sangat tinggi peminatnya. Salah satu
jenis ikan yang banyak diminati, baik di pasar lokal maupun internasional,
adalah ikan tuna. Yang dalam bahasa
latinnya dikenal sebagai Thunnus sp
dan dalam bahasa Inggris disebut skipjack. Ikan tuna mempunyai daerah penyebaran sangat
luas atau hampir disemua daerah tropis maupun subtropis.
Posisi
perairan Indonesia yang terletak di antara Samudera Hindia dan Pasifik
merupakan tempat perlintasan ikan tuna dalam jarak jauh. Ikan tuna terdiri dari bermacam macam jenis,
antara lain mandidihang/yellowfin (Thunnus
albacores), mata besar (Thunus obesus),
abu abu (Thunus tonggol), albakora (Thunus alalunga), dan sirip biru (Thunus thynnus). Hingga saat ini tuna masih dihasilkan dari
kegiatan penangkapan, bukan hasil budi daya. Keberhasilan operasi penangkapan sangat
ditentukan oleh keterampilan mengenali pola tingkah laku ikan tuna yang
berkaitan dengan kebiasaan makan, suhu air, arus air, dan musim kawin.
Indonesia
merupakan salah satu Negara pengekspor tuna terbesar di dunia. Ikan tuna pada umumnya diekspor dalam bentuk
segar utuh disiangi (fresh whole gilled
and gutted), produk beku utuh disiangi (frozen
whole gilled and gutted), loin (frozen
loin), dan steak beku (frozen steak);
serta produk dalam kaleng (canned tuna).
Produk
produk tuna tersebut sebagian besar diekspor ke manca Negara dan hanya sebagian
kecil yang dipasarkan di dalam negeri.
Dalam kurun waktu 1999 -2004,
volume ekspor tuna mengalami kenaikan rata-rata sebesar 2,72 % per tahun yakni
dari 87.581 ton menjadi 94,221 ton, sedangkan dari sisi nilai, terjadi kenaikan
rata rata sebesar 5,56 % per tahun, yakni dari US $ 189,397 juta pada tahun
1999 menjadi US $ 243,937 juta pada tahun 2004 (Departemen Kelautan dan
Perikanan, 2005).
Negara
yang menduduki peringkat atas sebagai tujuan ekspor tuna Indonesia adalah
Jepang (36,84 %), disusul Amerika Serikat (20,45 %), dan Uni Eropa (12,69 %).
Data ini menggambarkan bahwa tiga negara/kawasan tersebut sangat berpengaruh
terhadap kinerja ekspor tuna Indonesia (Departemen Kelautan dan Perikanan,
2005).
Namun,
pelaku bisnis perikanan maupun pemerintah pusat hingga daerah masih menemukan
sejumlah kendala dan tantangan untuk meningkatkan produksi dan kegiatan ekspor
ikan laut di Indonesia, antara lain sarana dan prasarana jalan belum memadai
termasuk infrastruktur pelabuhan dan pusat pendaratan ikan, sumber daya listrik
dan bahan bakar minyak yang terbatas, fasilitas transport darat, udara, serta laut
yang tidak menunjang sehingga biaya transport tinggi, adanya kegiatan
penangkapan ikan ilegal dan penjualan ikan antarkapal dan pengelolaan perikanan
belum mapan, seperti pendataan (logbook)
dan pengendalaian penangkapan.
Dalam
hal ekspor Ikan tuna nasional juga masih menghadapi masalah biaya pengiriman
yang sangat tinggi, dari pengumpul di berbagai daerah sampai ke eksportir. Selain itu, akibat keterbatasan fasilitas
infrastruktur pengiriman ikan dari daerah ke beberapa eksportir, kualitas tuna menjadi
turun. Sampai saat ini, di Indonesia
eksportir berbagai jenis produk perikanan, termasuk tuna hanya berpusat di tiga
kota besar, yaitu Denpasar Bali, Makassar dan Jakarta.
A. TUNA
Ikan
tuna termasuk dalam keluarga Scombroidae, tubuhnya seperti cerutu mempunyai
dua sirip pungung, sirip depan yang biasanya pendek dan terpisah dari
sirip belakang. Mempunyai jari-jari
sirip tambahan (finlet) di belakang sirip punggung
dan sirip dubur. Sirip dada terletak
agak ke atas, sirip perut kecil, sirip ekor
bercagak agak ke dalam dengan jari jari penyokong menutup seluruh ujung hipural.
Tubuh ikan tuna tertutup oleh sisik sisik
kecil, berwarna biru tua dan agak
gelap pada bagian atas tubuhnya, sebagian besar memiliki sirip tambahan yang
berwarna kuning cerah dengan pinggiran berwarna gelap (Ditjen Perikanan, 1983).
Tuna
termasuk perenang cepat dan terkuat di antara ikan ikan yang berangka
tulang. Penyebaran ikan tuna dimulai
dari laut merah, laut India, Malaysia,
Indonesia dan sekitarnya. Juga terdapat
di laut daerah tropis dan daerah beriklim
sedang (Djuhanda, 1981).
Menurut CIC (2002), jenis ikan tuna
dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu jenis tuna kecil seperti cakalang
(skipjack), tongkol (kawakawa), dan lisong/komu (bullet tuna), serta tuna besar
seperti madidinang (yellowfin), mata besar (big eye), albakor (albacore), dan
sirip biru (blue fin).
Ikan Tuna merupakan Salah satu
potensi ikan laut yang menjadi andalan di Indonesia yang hidup di laut dalam
khususnya di Perairan Indonesia bagian Timur meliputi Laut Makassar, Laut
Banda, Laut Maluku, Laut Sulawesi, Laut Arafuru dan Laut Papua. Menurut Purwito (2011), potensi produksi tuna
di Indonesia hampir mencapai 1,2 juta ton per tahunnya dan nilai ekspor lebih
dari 3,5 miliar Dolar Amerika Serikat (AS) pada tahun 2009.
Menurut Purwito (2011), produksi
tuna di Indonesia pada tahun 2005 dan 2006 sekitar 900.000 ton, memasuki 2007
hingga 2009 terjadi lonjakan kenaikan dengan rata-rata mencapai 1,1 juta ton
per tahunnya. Indonesia juga memperlihatkan potensi ekspor tuna yang
menjanjikan pada tahun 2005 dengan menembus angka 2,5 miliar Dolar AS, 2006
(2,6 miliar Dolar AS), 2007 (3,1 miliar Dolar AS), 2008 (3,4 miliar Dolar AS)
dan 2009 (3,6 miliar Dolar AS).
Potensi perikanan di Indonesia
terdiri dari 11 Wilayah Potensi Perikanan (WPP), yakni Luat Andaman (Selat
Malaka), Laut Sumatera bagian Barat, Laut Jawa bagian Selatan, Laut Jawa, Selat
Karimata, Selat Makassar, Laut Banda, Laut Halmahera, Laut Sulawesi, Laut Papua
dan Laut Aru.
Namun,
potensi perikanan di Indonesia belum sepenuhnya dieksploitasi. Menurut data
dari Departemen Kelautan dan Perikanan, potensi lestari ikan tuna sebesar 473.343.000
ton per tahun , pada tahun 2001 baru dieksploitasi sebanyak 371.864 ton atau
baru sekitar 0,079 % dari potensi lestari.
Ada banyak faktor yang diduga merupakan penyebab rendahnya produksi tangkapan
dibandingkan potensi yang ada antara lain teknologi penangkapan yang belum
maju, jumlah kapal penangkap ikan hingga adanya pencurian ikan (illegal fishing) oleh kapal kapal ikan
asing.
Menurut Purwito (2011), solusi
mengatasi kendala yang dihadapi dalam peningkatan produksi ikan tuna antara
lain harus ada kerjasama antara pemerintah dengan pelaku usaha perikanan
sebagai mitra kerja yang sinergis, jalinan antarpemerintah daerah di kawasan
Indonesia dengan tujuan mengoptimalkan sumber daya ikan, adanya dukungan dari
pemerintah pusat dalam membangun infrastruktur produksi perikanan tuna, serta
penyediaan insentif dari pemerintah pusat bagi pengusaha yang ingin membangun perikanan tuna di
Indonesia, serta upaya pengendalian produksi mulai dari perbaikan database
penangkapan (logbook) dan pengawasan.
Menurut
Hengkie (2011) upaya lain untuk mengatasi permasalahan peningkatan kegiatan
produksi ikan tuna dapat melalui penegakan aturan, selektivitas alat tangkap,
modifikasi armada penangkapan ikan, pendalaman metode penangkapan ikan yang
tepat, revitalisasi dan efisiensi penangkapan ikan, pembatasan kapasitas
penangkapan, sertifikasi awak kapal perikanan sesuai dengan aturan,
optimalisasi fungsi prasarana perikanan tangkap dan penguatan kelembagaan
(koperasi) khusus pengusaha ikan maupun nelayan.
Selamat datang di AURADEWA. Situs judi online terpercaya di indonesia.
BalasHapusKami menyediakan 6 pasaran terbaik : singapura, hongkong, szechuan, jayapura, thailand dan toto macau.
Kami juga menyediakan beberapa live casino seperti : roulette, head tail, sicbo, pokerdice, dll.
Poker Online yang direkomendasi kepada teman - teman yang hobi untuk bermain di gaple28. Minimal depo & wd : Rp. 10.000. Bonus refferal 10%.
Ayo gabung dengan AURADEWA. minimal depo & wd : Rp. 10.000
bonus refferal 1% untuk seumur hidup.
untuk info lebih lanjut hubungi cs yang bertugas :
BBM : AURADEWA
LINE : AURADEWA88
WA : +6285242867561
Link resmi kami :
http://auradewa.biz/
http://auradewa.org/
Thanks for info
BalasHapushttps://bit.ly/2AOVe0N
BalasHapusartikel yang sangat bagus sekali