Pengaruh Pemupukan
Pemberian pupuk kimia dapat
dilakukan dengan beberapa cara antara lain :
pertama, pemberian pupuk dengan dibenamkan sepanjang larikan tanaman lalu
ditutup tanah. Kedua, penebaran pupuk
secara merata diatas tanah dan biasa untuk tanaman yang jarak tanamnya rapat
seperti padi. Tetapi tidak dianjurkan untuk pupuk urea karena mudah hilang
akibat penguapan. Ketiga, pupuk
dimasukkan ke dalam lubang tanam sesaat sebelum tanaman ditanam (pop up). Bisa juga pupuk diletakkan di
belakang tanah yang baru dibajak. Keempat,
memberikan pupuk dengan penugalan sedalam 10-15 cm di dekat tanaman, kemudian
lubang ditutup kembali jika sudah diberi pupuk. Keenam, memberikan pupuk dengan dilarutkan air kemudian disiramkan
pada tanaman (fertigasi). Cara
pemupukan tadi bisa dikombinasikan untuk satu jenis tanaman. Misalnya untuk
satu jenis pupuk dengan pop up tetapi
pupuk jenis lain dengan fertigasi.
Waktu pemberian pupuk pun harus
diperhatikan dalam budidaya suatu komoditi. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan
tanaman akan unsur-unsur tertentu serta kecepatan pelepasannya. Waktu yang
tepat untuk pemberian pupuk N, P atau K berbeda. Hal-hal yang perlu
diperhatikan, pertama, kondisi cuaca
dan iklim, yang berkaitan dengan ketersediaan air sebab hanya dengan air pupuk
bisa larut dan diserap oleh tanaman. Kedua,
umur dan kondisi tanaman, pemupukan disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.
Kebutuhan tanaman yang pada saat tanaman belum menghasilkan tentu berbeda
dengan tanaman yang sudah menghasilkan. Ketiga,
jenis dan macam pupuk, tanaman mempunyai kebutuhan unsur yang berbeda. Ada juga
pupuk yang mudah larut atau sukar larut dan ini berkaitan dengan
ketersediaannya bagi tanaman. Misalnya pupuk organik mempunyai sifat
ketersediaan unsur haranya lambat sehingga perlu dipupuk ke tanaman beberapa
waktu sebelum tanaman ditanam. Pupuk anorganik yang mudah tersedia karena mudah
larut semisal urea, kalsium nitrat dapat diberikan pada tanaman setelah tanaman
mulai tumbuh. Pupuk anorganik yang agak lambat tersedia misalnya KCl, dan double
fosfat. Sedang pupuk anorganik yang berasal dari batuan alam lambat tersedianya
misalnya batuan fosfat.
Ada lima tepat dalam pemupukan :
tepat macam atau jenis, tepat dosis, tepat tempat, tepat waktu, tepat cara atau
metode pemupukan. Ketidaktepatan dalam pemupukan menyebabkan efisiensi pupuk
berkurang, tidak banyak yang bisa dimanfaatkan oleh tanaman bahkan berakibat
tidak baik bagi lingkungan.
Pemupukan dengan pupuk tertentu
(terutama pupuk kimia, anorganik) mengakibatkan tanah menjadi asam. Sebenarnya
pupuk bisa menyebabkan tanah menjadi masam, netral atau basa tergantung reaksi
antara pupuk kimia dan tanah, contohnya pupuk urea dan ZA. Adalah sangat tidak
dianjurkan menggunakan pupuk yang memberikan reaksi asam pada tanah yang sudah
asam. Salah satu contoh adalah pupuk urea akan menurunkan pH tanah artinya
tanah yang dipupuk urea terus-menerus akan menjadi masam, padahal pH tanah
menentukan penyerapan unsur hara tanah oleh tanaman. Apabila tanah mempunyai pH
terlalu rendah atau tinggi maka dipastikan bahwa penyerapan unsur hara lain
oleh tanaman menjadi tidak optimal. Dan akibatnya pasti, kebutuhan tanaman akan
kelengkapan unsur hara terganggu.
Penggunaan pupuk anorganik (pupuk
kimia) dalam jangka panjang menyebabkan kadar bahan organik tanah menurun,
struktur tanah rusak, dan pencemaran lingkungan. Hal ini jika terus berlanjut
akan menurunkan kualitas tanah dan kesehatan lingkungan. Untuk menjaga dan
meningkatkan produktivitas tanah, diperlukan kombinasi pupuk anorganik dengan
ketepatan dengan pupuk organic yang tepat. Penggunaaan pupuk bernitrogen yang
berlebihan juga mengakibatkan kadar nitrat dalam hasil pertanian juga meningkat
karena terjadinya akumulasi nitrat dalam jaringan tanaman. Dampak negatif ini
akan berkurang jika penggunaan pupuknya seimbang. Residu sulfat dan karbonat
karena pupuk bereaksi dengan unsur kalsium tanah, mengakibatkan tanah makin
sulit untuk diolah. Pemupukan nitrogen yang berlebihan akan menyebabkan
kandungan nitrat dalam air tanah juga meningkat. Penggunaan nitrogen atau pupuk
urea merupakan faktor utama penyebab polusi dan degradasi lingkungan. Kandungan
nitrat dan fosfat yang tinggi di sungai, danau dan lautan karena polusi
menyebabkan pertumbuhan alga sangat pesat sehingga menghilangkan oksigen dalam
air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar